EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DEBAT DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA
Oleh Robylia Febrina, S.Pd
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. 1.1
LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran
saat ini kurang memiliki daya tarik. Kurang menariknya pembelajaran karena 2
hal. Pertama, pembelajaran yang dirancang oleh guru tidak dapat memacu
keingintahuan siswa untuk membedah masalah seputar lingkungan sosialnya
sekaligus dapat membentuk opini pribadi terhadap masalah tersebut. Kedua, guru
memposisikan diri sebagai pribadi yang menggurui, belum memerankan diri sebagai
fasilitator yang membelajarkan siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan di lingkup sekolah dibutuhkan berbagai variasi teknik yang
harus dikuasai oleh seorang guru agar proses belajar yang tercipta di kelas
menjadi lebih dinamis dan bernuansa interaktif. Selain itu, variasi
teknik yang digunakan juga harus dapat membantu siswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas perkembangannya dalam fase remaja sesuai dengan pedoman psikologi
individu. Beberapa diantara tugas perkembangan tersebut menjadi landasan
terciptanya metode pembelajaran kooperatif yang mengedepankan kerja sama dari
para peserta didik sehingga tercipta nuansa kelas yang dinamis, interaktif, dan
dapat menjadi faktor stimulan agar peserta didik dapat mengembangkan pola pikir
yang kritis.
Hingga saat ini, terdapat
berbagai macam model yang digunakan dari turunan metode pembelajaran tipe
kooperatif. Salah satu dari model yang berkembang dan sering digunakan pada
kegiatan belajar mengajar adalah debat. Debat digunakan pendidik dalam upaya
menumbuhkembangkan pola pikir kritis dan kemampuan kerja sama antar peserta
didik dalam bentuk kelompok. Perkembangan model pembelajaran debat saat ini
masih barlangsung, bahkan model ini diterapkan hingga menjadi jenis kompetisi
antar pelajar hingga tingkat dunia. Oleh karena itu, penulis mencoba membahas metode pembelajaran debat.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang
telah disebutkan, maka yang menjadi permasalahan dan diungkapkan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
(1)
Bagaimana mekanisme metode pembelajaran debat?
(2)
Bagaimana efektivitas
metode
pembelajaran debat dalam meningkatkan partisipasi siswa?
1.3.TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang
telah diuraikan di atas, maka penulis membuat makalah ini dengan tujuan sebagai
berikut:
(1)
Untuk
mengetahui mekanisme metode pembelajaran debat
(2)
Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran debat
dalam meningkatkan partisipasi siswa
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN DEBAT
Berdasarkan beberapa kajian
dan kasus yang dihadapi pada berbagai kondisi, dapat disimpulkan bahwa debat memiliki
pengertian sebagai berikut:
a.
Debat adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak
atau lebih, baik secara individual maupun kelompok dalam mendiskusikan dan
memecahkan suatu masalah. Debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan
hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri
b.
Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih
yang berbeda pandangan, dimana antara satu pihak dengan pihak yang lain saling
menyerang (opositif).
c.
Debat terjadi dimana unsur emosi banyak berperan.
Pesertanya kebanyakan hanya hendak mempertahankan pendapat masing-masing
dibandingkan mendengar pendapat dari orang lain dan berkehendak agar peserta
lain menyetujui pendapatnya. Oleh karena itu, dalam debat terdapat unsur
pemaksaan kehendak.
d.
Debat adalah aktivitas utama dari masyarakat yang
mengedepankan demokratik.
e.
Sebuah kontes antara dua orang atau grup yang
mempresentasikan tentang argumen mereka dan berusaha untuk mengembangkan
argumen dari lawan mereka.
2.2.METODE
PEMBELAJARAN DEBAT
Pada tingkat sekolah
menengah atas, pola pikir siswa harus mulai dibangun membentuk karakter yang
kritis dan cepat tanggap terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya.
Biasanya, ketika siswa diajak memecahkan suatu kasus permasalahan yang menuntut
sebuah keputusan untuk diambil, akan terbagi menjadi 3 buah kubu. Siswa kubu
pendukung suatu keputusan (biasanya disebut kelompok Pro), siswa kubu penolak
(kelompok Kontra), dan kubu netral yang mengambil sikap “cari aman” dengan
tidak memilih pihak manapun.
Dengan pembelajaran metode
debat, siswa dibentuk menjadi hanya dua jenis kelompok yaitu Pro dan Kontra.
Berikut ini adalah langkah-langkah debat yang biasanya diterapkan di kelas
dalam lingkup sekolah menengah atas:
1.
Guru membagi siswa menjadi dua kelompok peserta debat,
yang satu pro dan yang lainnya kontra.
2.
Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan
diperdebatkan oleh kedua kelompok di atas.
3.
Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah
satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian setelah selesai
ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar
siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.
Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis
inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang
diharapkan.
5.
Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.
6.
Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru
mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin
dicapai.
Dengan adanya acuan teknis
diatas, dapat dilihat bahwa model debat mengadopsi gabungan dari beberapa
metode pembelajaran seperti Diskusi, Ceramah, dan Pembelajaran Kooperatif.
2.3.KELEBIHAN DAN
KELEMAHAN METODE DEBAT
Beberapa kelebihan dari model pembelajaran debat
diantaranya adalah:
1)
Memantapkan
pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
2)
Melatih siswa
untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.
3)
Melatih siswa
untuk berani mengemukakan pendapat.
Selain itu juga terdapat kekurangan dalam model
pembelajaran debat, diantaranya adalah:
1)
Ketika
menyampaikan pendapat saling berebut.
Terjadi debat kusir yang tak kunjung selesai bila
guru tidak menengahi.
Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi
yang kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif.
2)
Menghabiskan
banyak waktu untuk melakukan sesi debat antar kelompok.
3)
Perlunya tema
yang mudah dipahami oleh siswa.
4)
Tema haruslah
dapat diperdebatkan.
5)
Perataan siswa
dalam kelompok terkadang tidak heterogen.
2.4.EFEKTIVITAS
METODE DEBAT DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA
Pembentukan pola pikir kritis dan kerja sama antar
kelompok dapat lebih ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran debat di
kelas. Kelebihan model ini lebih banyak mengeksplorasi kemampuan siswa dari
segi intelektual dan emosi siswa dalam kelompok kerjanya, sehingga pembentukan
kerja sama antarsiswa, pola pikir kritis, dan pemahaman etika dalam berpendapat
dapat diperoleh dalam pembelajaran di kelas.
Namun disamping berbagai kelebihan yang diberikan
oleh model pembelajaran debat ini, ada beberapa kekurangan yang memerlukan
peran dari seorang guru untuk mereduksinya.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan efektivitas
metode pembelajaran debat dalam meningkatkan partisipasi siswa. Diantaranya:
Febrina, Robylia (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendekatan DD/CT
menggunakan metode debat secara formal dapat mengoptimalkan partisipasi dan
pemahaman bioetika materi hereditas pada siswa kelas XII IPA SMAN 11
Banjarmasin tahun pelajaran 2007/2008. Begitu pula dengan hasil penelitian
Zaini dkk (2006) menyatakan bahwa metode debat secara formal dapat mengoptimalkan pemahaman bioetika pada
pembelajaran materi kesehatan reproduksi pada siswa kelas XII MAN 1
Banjarmasin.
Dilihat
dari hasil kedua penelitian tersebut terlihat bahwa tidak semua materi pembelajaran
cocok dapat meningkatkan partisipasi dan pemahaman bioetika siswa. Oleh karena itu,
tema/materi pembelajaran harus dipilih sedemikian rupa sehingga debat yang
terjadi dapat menimbulkan interaksi positif di dalam kelas dan menarik untuk
siswa yang melaksanakannya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1.
Metode
pembelajaran debat termasuk metode pembelaran yang interaktif dan memaksa
siswanya untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
2.
Metode
pembelajaran debat efektif dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa
3.2. SARAN
1.
Hendaknya sebagai guru kita selalu
mencari inovasi baru dalam pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar
kelas
2.
Pembelajaran dengan menggunakan metode debat dapat
dijadikan suatu cara untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.
2007. Kumpulan abstrak jurnal landasan. (Online), http://kp2dkotabanjarbaru.com/?page_id=2, diakses 27 Maret 2012.
Anonim2. 2011. Hubungan
Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ngaringin III Blitar,
(Online), (http://www.scribd.com/doc/40716866/KTISkripsi-HubunganmotivasibelajardenganprestasibelajarsiswakelasIVSDNNgaringinIIIBlitar), diakses 30 Juli 2012.
Sardiman. 2004. Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Sulaeman. 2011. Revolusi
dan Inovasi Pembelajaran Melalui Mobile Learning, (Online), (http://www.ispi.or.id/2011/03/20/revolusi-dan-inovasi-pembelajaran-melalui-mobile-learning/, diakses 7 Maret 2012..
Widodo,
Rachmad. (2009). Metode Pembelajaran Debate (Debat). (Online, alamat:
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/06/model-pembelajaran-debate-debat/,diakses:
30 Januari 2013).
Yuanita,
Eva. (2010). Model Pembelajaran Debat. (Online, alamat:
http://rhum4hnd3soq.blogspot.com/2010/10/model-pembelajaran-debat-dan-word.html,
diakses: 30 Januari 2013).
Suka artikel ini?
0 komentar on MAKALAH DEBAT :
Posting Komentar